MAKALAH
KITA PUN
BISA SEPERTI CHINA
O
L
E
H
YULIA HESTY WINTORO
28210747
1EB22
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011
* * *
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah membantu kami menyelesaikan tugas
ini.
Tak lupa kami juga mengucapkan
kepada para anggota kelompok kami yang telah bersama-sama berusaha
menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Tak ada gading yang tak retak begitu
juga dengan makalah yang kami buat. Karena kami merasa bahwa makalah yang kami
buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami meminta saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah yang kami buat ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Amien.
Penulis
,
Pendahuluan
Indonesia adalah Negara yang sudah sejak
lama merdeka namun mengapa perekonomian Indonesia sulit sekali maju seperti
Negara – Negara merdeka lainnya, dilihat dari sisi sumber daya alam sendiri
Indonesia memiliki potensi yang sangat baik terhadap perekonomian Indonesia
namun mengapa Indonesia kurang bisa mengelolanya menjadi perekonomian yang
baik.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia seperti kondisi fisik,
letak geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, perkembangan
tekhnologi, perekonomian Indonesia dan politik di Indonesia semua itu
bergantung pada tata cara pemerintah mengatur keuangan bangsa.
Masyarakat Indonesia harus sangat bisa
mengupayakan sumber daya alam sebagai factor yang sangat mendukung perekonomian
Indonesia.
ISI
I. Indonesia bisa tumbuh seperti china
Indonesia banyak memperlihatkan potensi untuk berkembang,
terlebih lagi banyak kota kecil yang potensial untuk berkembang pesat di
Indonesia. "Jika saya melihat China misalnya, mereka telah melihat kota tier ketiga
dan empat, yang bisa disebut kota kecil. Jadi (di Indonesia) yang kita
perhatikan sekarang ada kota kecil yang potensial, seperti Tasikmalaya,"
jelas TNS Global Chairman James Hall di Jakarta, Selasa (15/3/2011).
James menjelaskan, aktivitas komersial, pengeluaran untuk
konsumsi, jumlah lapangan pekerjaan, tingkat permintaan akan barang-barang
konsumsi, hingga penggunaan akan teknologi menjadi sejumlah indikator bagaimana
suatu kota kecil berpotensi untuk tumbuh perekonomiannya
Perusahaan riset pasar yang sudah beroperasi selama 30 tahun di
Indonesia ini memprediksi akan adanya migrasi dari kawasan rural ke kota-kota
kecil dalam lima tahun ke depan. Selain itu, 15 persen populasi urban di kota
kecil juga menandakan besarnya potensial bagi investasi.
Tingkat pemakaian produk konsumen bermerek pun masih rendah. Ini
memperlihatkan adanya peluang investasi untuk berkembang. "Penggunaan susu
bubuk masih rendah di kota kecil. Dan, ada permintaan untuk produk-produk
konsumen ini," tambah Research Director Yanti Zen.
Secara keseluruhan, TNS melihat Indonesia akan bertumbuh seperti
halnya China. Populasi yang besar, khususnya besarnya populasi yang berusia
muda, iklim politik yang stabil, dan perkembangan PDB yang diperkirakan akan
kuat untuk beberapa tahun ke depan, menjadi beberapa faktor yang menarik dari
Indonesia bagi investor luar.
Beberapa perusahaan multinasional produk konsumsi pun mulai
memperlihatkan minat untuk berinvestasi di Indonesia. "Saya mengerti
Loreal (merek produk kecantikan) sedang membangun pabrik terbesar di dunia di
Indonesia," jelas James menuturkan bagaimana besarnya ketertarikan
investor asing berinvestasi di Indonesia.
SUMBER
: JAKARTA KOMPAS.COM
II . KITA BISA BERSAING
DENGAN CHINA
Dari segi sejarah, kita mempunyai sejarah yang cukup panjang,
tetapi sejarah itu sekarang harus berubah dalam arti, ke depan kita harus
benar-benar bermitra, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tentunya
Indonesia adalah negara yang dianggap memimpin Asean dan bagi China mempunyai
mitra seperti Indonesia dan negara Asean lainnya itu penting baik dari segi
konteks global dan regional. Seperti diketahui, sebagian besar produk kita sama
dengan China, yangada di dalam pasar kita juga ada di China, dan di sana juga
ada produk yang kita hasilkan. Kalau kita mau menjual ke pasar seperti itu,
tentunya pertama adalah barang yang sudah pasti kita kompetitif dan dia [China]
tidak memilikinya. Untuk fase kedua dari kemitraan strategis antara Indonesia
dan China, kita harapkan investasiakan masuk juga ke hal-hal strategis seperti
industri manufaktur dan terutama untuk menyinergikan apa yang dilakukan di
China dan di Indonesia. Pelaku usaha di sektor besi baja juga sama, sudah ada
satu kali pertemuana antara asosiasi di China dan asosiasi kita di sini. Saya
rasa mereka melihatnya positif, karena pasar kita yang cukup besar dan mereka
melihat ada hubungan pelengkap [komplementer] yang bisa diperoleh dari
Indonesia.
KESIMPULAN
Oleh karena itu kita
sebagai warga Indonesia yang kita negara dan cinta produk dalam negeri bisa
memnfaatkan sumber daya yang kita miliki. Dan mengembangkan semua itu sebaik
mungkin.